Selasa, 06 September 2011

Hidup Adalah Pilihan, Sekarang atau Nanti Sama Saja

Anonim

Dicontohkan sebagai berikut :
Seorang wanita, katakan A. Dia tergoda untuk berkenalan lebih jauh dengan teman pria-nya yang ia kenal tanpa sengaja di Sekolahan. Kebetulan si pria pun juga membuka hatinya. Pucuk di cinta, ulam pun tiba. Subhanallah :)

Ada dua pilihan untuk sang wanita. Pertama, sebenarnya dia sudah memiliki kekasih, tapi dia masih ragu. Tiba-tiba dia dipertemukan dengan seorang pria yang sebelumnya tidak ia kenal lalu mendadak cepat akrab (apa ini jawaban semua doa, wallahu alam). Jarang-jarang lho begini (dalam batin si wanita).

Kedua, dia menyempatkan diri untuk berpikir dan merenung sebelum bertindak. Dosa menjadi konsekuensi pertamanya. Karena mau tidak mau kalau dia semakin dekat dengan pria tersebut, dia akan mengingkari hubungan dengan kekasihnya. Lalu bagaimana kalau teman-teman lainnya mengetahui hal ini? lalu apa pula kata keluarga besar saya, dan kekasihnya? Apa tidak jadi bahan omongan orang lain? lalu Bagaimana nantinya? Pusing kan? Tanya Kenapa�..Nah, itulah pilihan.

Menurutku sih, kita kembalikan pada hati dan keyakinan. Toh, ikatan tali pernikahan juga belum terlaksana, apa salahnya si wanita mencoba mempertimbangkan pilihan lain yang telah diberikan Allah swt. Memang sulit, tapi itulah hidup, makanya kita kembalikan lagi ke hati. Bila sudah tidak sreg atau tidak cocok, buat apa dipertahankan, mumpung belum menjalin ikatan pernikahan (segala pertimbangan dan konsekuesi harus diperhitungkan masak-masak)

Eh, maaf. Apakah hubungan yang dalam taraf ta'ruf atau pacaran, lalu pihak wanita mempertimbangkan pria lain itu bisa juga disebut perselingkuhan ? (kan disebut perselingkuhan kalau sudah menjadi suami-istri), susah memang mengartikan itu semua, saya juga pusing memikirkan itu semua #looh kok jadi gwe#. Saran aku sih lewat contoh tersebut, "Jaga Hijab" biar tidak menimbulkan fitnah, tidak hanya bagi wanita dengan kekasihnya, tapi juga dengan pria sosok idamannya yang lain itu. Setuju ? toh juga kalau jodoh ga akan kemana-kan? :) tapi tetep harus memilih #yaaaah, tetep ujung-ujungnya harus dipilih :(

Contoh di atas tidak jauh dari yang namanya pilihan. Setelah tanda-tandanya, masak sih nggak terasa? pasti terasa. Masalahnya cuma satu. Ada kontrol terhadap diri kita tidak. Jangan bicara iman dahulu deh. Percuma kalau ngakunya beriman tapi tidak bisa menguasai diri dan perasaan kita.

Hidup ini cuma memang pilihan dengan segala konsekuensinya. Terkadang kita juga tidak tahu persis apakah yang kita pilih itu benar atau salah. Yang pasti cuma ada 3 :

Manusia pasti akan meninggal
Dunia pasti akan kiamat
Masuk surga atau neraka
Hidup memang harus kita jalani dan biarkan seperti air mengalir. Begitu kata kebanyakan orang kan?

Pertanyaannya : Air itu mengalir ke mana?

Hukum alam (kayaknya kalau nggak salah yang gravitasi dan sifat air ya?) mengatakan bahwa air selalu mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. Bersifat seperti air mengalir adalah baik lho. Contohnya, di sungai dari hulu ke hilir, ada batu yang menghalanginya ada nggak air yang yang hancur? Sifatnya fleksibel. Ini dari sudut pandang saya lho.

Lalu ke mana air mengalir? Pastilah ke bawah dong. Gimana sih�.. Ada yang ke hilir danau yang bersih. Tapi ada juga yang masuk ke comberan yang bauk. Ada juga yang diminum manusia dan ujung-unjungnya ke septic tank juga. Mau pilih yang mana? Pikir saja sendiri. Tanya kok bisa begini? kenapa ?

Disadur dari berbagai sumber dan inspirasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar